Dik, dari matamu saya tahu kalau saya sebenarnya tak pernah menjadi pilihan dalam hatimu dik
Ya Allah, saya dapat membaca semua itu dik sungguh
Kamu hanya takut melukai hati saya, membuat saya menjauh, membuat kita menjadi asing.
Bagaimana mungkin selama ini saya berpikir tentang masa depan "kita", sedang kenyataannya perasaan ini hanya soal "saya".
Ketika beberapa waktu yang lalu kita membahas soal S.2, ketahuilah dik saya buru buru mengecek sana sini, menghitung biaya. Berjaga jaga siapa tahu cita citamu itu terus membara saat kita bersama.
Saya akui itu berlebihan.
Saya sibuk mencari kota mana yang sebaiknya kita tinggali kalau kamu melanjutkan studi, jogja, solo, semarang, jakarta, atau malang?
Ah Malang mengingatkan saya pada diri saya sendiri. Pada hidup yang rumit. Hidup yang saya dramatisasikan sendiri. Tetapi saya menikmatinya. Menjadi indah untuk dituliskan.
Dik, doa apa yang pernah kamu panjatkan dengan sangat tulus?
Doaku sederhana saja dik, semoga akhir dari semua ini baik bagi siapapun.
0 Bahasa Cinta Mereka....:
Posting Komentar