Minggu, 13 September 2015

Belajar tentang Kesabaran

Ini 14.36, pada hari minggu yang lengang
Saya ingin cerita sedikit tentang bapak. Bapak saya seorang yang keras, senang memaksakan kehendak dan otoriter. Saat kecil saya kadang dipukul. Bapak punya rotan yang dibelah ujungnya, kalau tak ada rotan ikat pinggang pun jadi. Oh ya, itu bukan pepatah.

Kalau sudah demikin biasanya ibu yang membela saya. Bapak selalu marah kalau kami di bela, ibu juga jadi korbannya. Kadang saya menangis, bukan karena kesakitan, tapi melihat ibu saya dan bapak yang akhirnya bertengkar. Ketika kami menolak keinginan bapak, selalu ibu yang disalahkan, dianggap mengajari kami melawan.

Tapi saya tetap mencintai bapak. Bapak tak pernah mengungkapkan rasa cintanya pada anak2nya dengan kata-kata, tapi segala upaya yang ia lakukan untuk keluarga ini cukuplah menjadi bukti nyata.

Segala amarah yang bapak curahkan dengan cara kekerasan itu bagi saya hanya secuil dari apa yang telah ia berikan pada kami.

Dan ibu, ibu adalah permata di rumah kami. Ia selalu tabah mengasihi kami. Mengasihi kami yang kadang membangkang.

Saya rasa saya punya bakat yang sama dalam urusan marah. Terkadang saya merasa saya tak mampu mengontrol emosi. Tapi saya sejak dulu bercita-cita tak ingin menjadi seperti bapak. Maka saya belajar tentang kesabaran.

Beberapa hari yang lalu, seorang anak SMA tiba-tiba menabrak motor saya dari belakang. Di siang yang panas dan lalu lintas yang padat saya hanya berusaha memberdirikan kembali motor yang tumbang. Tidak, saya tidak apa-apa. Dalam kondisi yang demikian respon yang wajar adalah marah bukan?. Saya pandangi wajahnya yang meminta maaf. Lalu saya berikan kode dengan tangan bahwa saya tidak apa-apa. Marah sekalipun tak membuat yang sudah terjadi menjadi urung terjadi bukan?.
Saya masih akan terus belajar tentang sabar. Agar saya tak perlu melihatmu menangis kelak.

Saya tak ingin seperti bapak. Tapi mungkin akan ada satu persamaan kami, bapak tak suka kerupuk basah makanan khas kapuas hulu, kampung halaman ibuku. Dan aku, aku gak suka bubur pedas. Hehehe

0 Bahasa Cinta Mereka....:

Posting Komentar